Rabu, 25 Mei 2011

MANUSIA DALAM BERBAGAI PANDANGAN

Manusia adalah makhluk istemewa karena mempunyai akal, bahkan manusia adalah makhluk tukang bertanya. Namun tatkala kepadanya dihadapkan pertanyaan sekitar apa dan bagaimana manusia, jawaban yang dikemukakannya sangat beragam sehingga sulit dapat dipercaya mana yang benar diantara jawaban yang beragam itu.
Para penganut teori Psikoanalisis, misalnya menyebut manusia sebagai homo volens (manusia berkeinginan). Psikoanalisis adalah aliran yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak. Manusia menurut aliran ini adalah makhluk yang mempunyai perilaku hasil interaksi antara komponen biologis (Id), Psikologis (ego), dan social (superego). Didalam diri manusia terdapat unsur animal (hewani), rasional (akal) disamping unsur moral (nilai).
Berbeda pada pandangan diatas, para penganut teori Behaviorisme mengatakan bahwa manusia adalah homo mechanicus (manusia mesin). Behaviorisme ingin menganalisis perilaku manusia yang tampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Segala tingkah laku manusia menurut aliran ini terbentuk sebagai hasilproses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak terbentuk oleh aspek rasional dan emosionalnya.
Teori Kognitif berpandangan lain lagi. Menurut teori kognitif manusia adalah homo sapiens yang artinya manusia adalah makhluk berpikir. Oleh teori kognitif manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang sekedar beraksi secara pasif pada lingkungan, tetapi makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungan. Dengan demikian manusia adalah makhluk yang selalu berpikir.
Kemudian manusia dalam pandangan filsafat materalime tidak lebih dari kumpulan daging, darah, urat, tulang, dan alat pencernaan. Akal pikiran dianggapnya sebagai benda yang dihasilkan oleh otak. Pandangan kaum materialis hanya sampai benda dan hanya mempercayai adanya benda-benda yang dapat dilihat atau diraba. Dalam pandangan mereka tidak ada keistimewaan manusia disbanding dengan makhluk-makhluk yang lain, bahkan manusia dimasukkan kedalam bangsa kera, yang setelah melalui masa panjang berubah menjadi manusia seperti yang ada sekarang. Itulah teori evolusi. Menurut teori evolusi hidup ini berasal dari makhluk satu sel yang berevolusi menuju dua arah ; binatang dan tanaman. Evolusi berlangsung setingkat demi setingkat membentuk sebuah jenis hewan dan sepertiga juta jenis tanaman. Binatang satu sel merupakan awal evolusi dan manusia merupakan akhir (sementara) evolusi. Jadi dalam pandangan filsafat Materialisme manusia hanyalah makhluk yang rendah dan hina sama dengan hewan (Deradjat, dkk, 1986 : 47).
Berbeda dengan pandangan Materialisme manusia dalam pandangan islam adalah makhluk mulia, bahkan paling mulia dari semua makhluk yang lain.
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan” (Al-Isra : 70).
Sebab-sebab kemuliaan manusia ialah sebagai berikut :
  1. Manusia tidak berasal dari hewan seperti dikatakan oleh teori Evolusi, tetapi berasal dari Adam, sedang Adam berasal dari tanah. Dalam pidato Haji Wadah, diterangkan Oleh Rasulullah saw :
“Hai manusia sesungguhnya Tuhanmu satu, dan bapakmu juga satu semua kamu berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah” (lihat juga Al-Qur`an surat An-Nisa ayat : 1)
  1. Dibandingkan dengan makhluk lain, manusia mempunyai bentuk fisik yang lebih baik, sekalipun ini bukan perbedaan yang fundamental, principal, atau asasi.
“Sesungguhnya telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (At-Tin : 4).
  1. Manusia mempunyai rohani atau jjiwa yang didalamnya terdapat akal, perasaan, dan kemauan.
Dengan akal manusia berpikir dan berilmu. Dengan ilmu, hidup manusia menjadi maju. Bahkan, dengan ilmu manusia menjadi lebih mulia daripada malaikat dan jin sehingga mereka diminta oleh Allah untuk sujud menghormati manusia (Adam). Hal itu disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 31-34.
Menurut Hadist manusia dengan akal mempunyai kelebihan lain lagi. Diriwayatkan dalam sebuah Hadist, pernah Umar bin Ka`ab dan Abu Hurairah bertanya kepada Rasulullah saw :
“Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling tahu tanttang segala sesuatu?”
“Orang yang berakal”, jawab beliau.
“Siapakah hamba yang paling taat?” Tanya keduanya lagi.
“Orang yang berakal!”
“Dan siapakah manusia yang paling mulia?”
“Orang yang berakal”, sahut Rasulullah.
Kemudian sabda beliau lebih lanjut :
“Tiap sesuatu mempunyai alat atau senjata. Tiap kaum mempunyai pemimpin. Pemimpin orang yang beriman ialah akalnya. Tiap kaum mempunyai tujuan, dan tujuan yang membawa hasil ialah akal”.
Apakah peranan perasaan dan kemauan? Dengan perasaan manusia menimbang-nimbang tentang baik dan buruk atau indah dan tidak indah.
Dari sini lahirlah karya-karya di bidang kesenian. Kemudian dengan kemauan manusia didorong untuk selalu berbuat sesuatu sehingga manusia bersifat dinamis dan kreatif. Segi rohani (yang didalamnya terdapat akal, perasaan dan kemauuan) inilah yang merupakan perbedaan fundamental, principal, atau asai antara manusia dengan makhluk lain (hewan).
“Hadapilah jiwamu dan sempurnakan keutamaan-keutamaannya karena engkau disebut manusia bukan lantaran jasmanimu, tetapi lantaran jiwamu”.
Ibnu Sina (980-1037), filosof mslim, mengemukakan ada tujuh macam daya hidip yaitu : (1) makan, (2) tumbuh, (3) berkembang biak, (4) bergerak, (5) menangkap, (6) menalar hal-hal yang kongkret dengan panca indra (segala yang kita ketahui, tetapi berbeda dengan pengetahuan), (7) menalar hal-hal yang abstrak dengan akal.
Tumbuh-tumbuhan hanya memiliki tiga daya hidup yaitu makan, tumbuh, dan berkembang biak. Hewan memiliki lima daya hidup yaitu makan, tumbuh, berkembang biak, dan menangkap. Manusia mempunyai semua daya hidup tersebut.
  1. Untuk menjadi orang yang baik (shaleh) manusia harus berjuang sepanjang hidupnya melawan hawa nafsunya sendiri sebab didalam dirinya selain ada akal (yang mengajak kepada kebaikan) juga ada hawa nafsu (yang mendorong pada kejahatan). Ini bebreda dengan hewan yang hidup hanya menuruti kemauan nafsunya (karena tidak mempunyai akal) atau malaikat yang selalu berbuat baik secara otomatis karena hanya mempunyai akal dan tidak mempunyai nafsu (Nasution, 1975 : 75).
  2. Manusia diangkat oelh Allah sebagai khafilah di muka bumidengan tugas untuk mengatur / menelola bumi dan segala isinya dengan sebaik-baiknya. Hal itu disebutkan dalam Al-Baqarah ayat 30 dan Hud ayat 61.
  3. Diciptakannya segala sesuatu di dunia ini oelh Allah ialah untuk kepentingan manusia. Jadi, misalnya hewan, tumbuh-tumbuhan, air, udara benda-benda, dan sebagainya disediakan untuk manusia.
“Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu……”(Al-Baqarah : 29).
  1. Manusia diberi beban untuk beragama dan hidup sesuai dengan ajaran agama, yaitu agama islalm. Agama ini sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas-tugas kekhalifahannya di muka bumi. Dan karena beban beragama, manusia tidak bebas melaksanakan hidupnya. Mereka dituntut oleh Allah untuk mempertanggung jawabkan semua tingkah laku dalam hidupnya baik atau buruk.
“Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” (Al-Qiyamah : 36)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar